Titiek Puspa: Seniman Legendaris di Balik Hymne Komando Kopassus

Berita Komando (Jakarta), 12 April 2025 — Di balik semangat tempur dan keteguhan jiwa pasukan elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus), terdapat sebuah lagu yang menggetarkan: Hymne Komando. Lagu ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas para prajurit baret merah. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa pencipta lagu kebanggaan tersebut adalah seorang seniman legendaris tanah air — Titiek Puspa.
Ciptaan dari Jiwa Seorang Seniman Nasionalis
Titiek Puspa, yang dikenal luas sebagai penyanyi, pencipta lagu, sekaligus aktris dengan karier lintas generasi, dipercaya oleh pihak Kopassus untuk menciptakan sebuah hymne yang mencerminkan semangat, keteguhan, dan dedikasi pasukan komando. Permintaan itu datang langsung dari petinggi Kopassus, yang pada saat itu merasa perlu memiliki lagu khusus sebagai pemupuk semangat dan pengingat jati diri para prajuritnya.
Dengan rasa cinta pada tanah air dan penghargaan tinggi terhadap para prajurit, Titiek menyanggupi permintaan tersebut. Lahirlah lagu “Hymne Komando” — sebuah karya penuh makna yang kini menjadi lagu sakral bagi setiap anggota Kopassus.
“Sikap nan tegap, waspada dan wibawa
Prajurit Komando berjiwa satria
Bagi nusa bangsa dan negara
Pantang ‘kan menyerah di medan laga…”
Lirik-lirik tersebut kini kerap dilantunkan dalam upacara resmi, tradisi satuan, bahkan dalam momen-momen perpisahan dan penghormatan terakhir bagi rekan prajurit yang gugur.

Sejumlah kerabat dibantu polisi mengangkat keranda jenazah penyanyi Titiek Puspa di Pancoran, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Penyanyi yang dikenal dengan lagu Apanya Dong dan Kupu-Kupu Malam tersebut wafat di usia 87 tahun setelah dirawat di rumah sakit akibat pendarahan otak. ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/nz
Hymne Komando: Simbol Semangat dan Loyalitas
Lebih dari sekadar lagu militer, Hymne Komando telah menjadi simbol semangat juang yang membara, loyalitas tanpa batas, dan pengabdian tanpa pamrih kepada nusa dan bangsa. Lagu ini mengiringi berbagai momentum penting dalam sejarah Kopassus, baik saat operasi militer maupun upacara seremonial.
Tak sedikit prajurit mengaku bahwa lagu ini mampu membangkitkan semangat tempur dan motivasi bahkan dalam situasi paling genting. Karena itulah, nama Titiek Puspa, meski bukan berasal dari kalangan militer, sangat dihormati dalam lingkungan pasukan khusus tersebut.
Penghormatan Terakhir dari Pasukan Baret Merah
Titiek Puspa wafat pada 10 April 2025 di usia 87 tahun akibat pendarahan otak. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam, tak hanya di kalangan dunia seni, tetapi juga di lingkungan militer, khususnya Kopassus.
Sebagai bentuk penghormatan, prosesi pemakaman Titiek Puspa diiringi oleh sejumlah personel Kopassus dengan atribut lengkap. Mereka hadir sebagai bentuk terima kasih dan penghormatan kepada sang pencipta lagu yang telah mengukir sejarah di hati para prajurit.
Komandan Jenderal Kopassus menyatakan bahwa Hymne Komando bukan hanya lagu, tetapi roh dari semangat prajurit komando, dan karya tersebut akan terus diwariskan kepada generasi berikutnya.
Warisan Abadi untuk Bangsa
Titiek Puspa telah menciptakan ratusan lagu sepanjang hidupnya, namun Hymne Komando menempati posisi tersendiri sebagai karya yang menyatu dengan perjuangan dan semangat nasionalisme.
Dengan dedikasi dan cinta yang tulus terhadap Indonesia, Titiek menunjukkan bahwa seni dapat menjadi bagian penting dari ketahanan bangsa, menginspirasi, membangkitkan semangat, dan mempererat jiwa korsa.
Hormat kami,
untuk Ibu Titiek Puspa,
Seniman Pejuang,
Pencipta Hymne Komando,
yang karyanya akan abadi dalam semangat para prajurit.
Tonton video :