Viral! 4 Debt Collector Minta Maaf Usai Ngaku Punya “Beking” Perwira TNI, Ternyata Bohong

Berita Komando (Surabaya), 12 April 2025 — Aksi premanisme oleh empat orang debt collector yang viral di media sosial akhirnya berujung pada permintaan maaf terbuka. Keempat pria tersebut sebelumnya terekam dalam video saat mencoba menarik paksa sebuah mobil Suzuki Ertiga di kawasan Surabaya, tepatnya pada Selasa (8/4). Yang membuat geger, mereka sempat mengklaim memiliki “bekingan” dari seorang perwira menengah TNI.
Namun, fakta berkata lain. Dalam video klarifikasi yang dirilis oleh Penerangan Kodam (Pendam) V/Brawijaya pada Sabtu (12/4), keempat debt collector itu tampil dengan wajah tertunduk dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
“Kami berempat menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Terutama kepada Bapak Mayor Cpm Juni, yang namanya sempat kami sebut-sebut secara tidak benar,” ujar salah satu dari mereka, Stefanus Pale, dalam video tersebut.
Klaim Bekingan TNI Ternyata Hoaks
Salah satu poin yang menjadi sorotan publik adalah pengakuan Stefanus dan kawan-kawannya yang mengaku dibekingi oleh seorang perwira TNI, yakni Mayor Cpm Juni. Namun, klaim ini dibantah keras oleh Kodam V/Brawijaya.
“Itu bohong. Tidak ada koordinasi apa pun dengan Mayor Cpm Juni, dan beliau tidak terlibat dalam aktivitas para debt collector tersebut,” tegas Kapendam V/Brawijaya, Kolonel (Kav) Donan Wahyu Sejati.
Mayor Juni memang berdinas di Kodam Brawijaya, namun nama baiknya tercoreng akibat manuver tak bertanggung jawab dari para pelaku. Dalam pernyataan resminya, Kodam memastikan tidak akan mentoleransi upaya mencatut institusi TNI untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Janji Tak Ulangi dan “Pamit” dari Dunia Debt Collector
Dalam video klarifikasi, Stefanus juga menegaskan bahwa mereka menghentikan seluruh aktivitas penagihan yang berbau premanisme di wilayah Kodam V/Brawijaya maupun di tempat lain di Indonesia.
“Sebagai pernyataan sikap kami, saya dan teman-teman menyampaikan bahwa ini adalah kegiatan terakhir kami, dan kami tidak akan mengulangi hal serupa lagi,” ucap Stefanus.
Pelajaran Penting: Jangan Bawa Nama TNI untuk Aksi Premanisme
Kapendam Kolonel Donan mengingatkan, mencatut nama prajurit TNI apalagi dalam konteks intimidasi atau pemaksaan, bukan saja tidak etis, tapi juga dapat dikenai proses hukum. Kodam V/Brawijaya, tegasnya, siap mendampingi upaya penegakan hukum jika aksi serupa kembali terjadi.
Peringatan tegas bagi para penagih utang: Jangan coba main-main dengan klaim palsu. Mencatut nama aparat bukan hanya mencoreng nama baik institusi, tapi juga bisa berujung pada proses hukum.
TNI bukan tameng untuk aksi premanisme. Hormati hukum, dan berhentilah menebar ketakutan atas nama siapa pun.